Rabu, 15 Februari 2012

Wakil Yang Tidak Lagi Merakyat

Oleh: Agus Mulyadi
Lagi-lagi masyarakat digegerkan oleh ulah para pejabat yang katanya mewakili rakyat. Dana yang jumlahnya milliaran rupiah dihambur-hamburkan hanya sekedar untuk memenuhi hasrat keserakahan dan gaya hidup bermewah-mewahan anggota dewan. Mulai dari agenda plesiran keluar negeri, pembangunan kolan renang, toilet hingga sekarang yang terbaru beramai-ramai ingin merenovasi ruangan sidang. Apakah kuping mereka sudah tuli, sehingga tidak melihat banyaknya rakyat kita yang berteriak kelaparan? Apakah mereka buta dengan kesengsaraan rakyat yang semakin nyata? Dimanakah hati nurani kalian, wahai wakil rakyat?
Jika sudah demikian haruskah rakyat percaya lagi kepada wakil-wakil ini? Yang jelas apa yang sempat dilontarkan oleh salah satu anggota komisi XI DPR-RI dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Ir Nurdin Tampubolon dalam berita sore edisi 12 januari 2012, nampaknya akan benar-benar terjadi. Pasalnya sikap mereka yang sedemikian ini sudah keterlaluan dan tidak mencerminkan seorang wakil rakyat yang seharusnya merakyat. Dan ironisnya prestasi atau sumbangsih para wakil-wakil ini terbilang masih belum signifikan atau bahkan nihil. Apakah mereka tidak lagi malu berbuat demikian itu disaat masyarakat kita benar-benar terhimpit, terinjak dan sengsara karena kebijakan yang semena-mena? Apakah tidak lebih baik jika mereka berinstropeksi diri dan merenovasi diri mereka daripada bergaya hidup mewah dengan menghambur-hamburkan uang rakyat?
Tentunya kita sebagai masyarakat berharap DPR benar-benar menjadi wakil mereka yang dapat menjembatani, melayani serta mengayomi rakyatnya atas pemerintah. Bukan malah menciderai hati rakyat dengan segala macam kebijakannya yang dianggap kurang merakyat dan merugikan Negara. Kembalilah kepada jalurmu, laksanakan tugas dan fungsimu itu yang kami mahu.
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Tarbiyah/ FAI
Universitas Muhammadiyah Surakarta


0 komentar:

Posting Komentar