Sabtu, 11 Februari 2012

Gagap Merespon Perkembangan Zaman

Oleh: Maria Ulfa
Dunia kampus adalah dunianya para mahasiswa. Dunia yang memosisikan mahasiswa sebagai sosok intelektual muda yang dapat hidup mandiri dan dianggap sebagai manusia yang sudah dewasa. Namun apakah benar demikian? Fakta dilapangan mengatakan bahwa tidak sedikit dari mahasiswa yang terjebak pada satu kondisi yang sebenarnya kurang bagus untuk mahasiswa yang menyandang image intelektual ini. Mahasiswa dewasa ini lebih banyak terkungkung didalam budaya popular yang cenderung hedonis yang diusung oleh barat, sebut saja eropa.
Kondisi semacam ini bila tidak direspon dengan baik, dampak yang lebih luas adalah kegagapan mahasiswa yang tercermin dalam perilaku mereka. Satu contoh dalam budaya semacam ini adalah manusia (baca; mahasiswa) dalam melakukan segala hal terkesan kurang sabar, kurang perhitungan dan manja. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini disatu sisi memang dipengaruhi oleh kemajuan iptek dan disatu sisi dipengaruhi oleh perlakuan keluarga yang terkesan begitu memanjakan putera puterinya dalam memenuhi segala kebutuhan yang tidak terkontrol.
Jika sudah begini kita tidak bisa menyalahkan mahasiswa. Akan lebih bijak jika semua berkaca pada diri sendiri. Dari keluarga misalnya, seyogyanya mereka membiasakan anak-anak mereka dengan pola didik yang dapat merangsang untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab. Dari mahasiswa sendiri juga harus bersikap lebih selektif dan berhati-hati dalam menyikapi arus perkembangan zaman yang tidak terbendung. 
Penulis adalah mahasiswa FAI/ Jurusan Syari’ah
Universitas Muhammadiyah Surakarta                                                                                                                                                                          


0 komentar:

Posting Komentar