Rabu, 15 Februari 2012

Jalan Terakhir Pilihan Sondang

Oleh: Agus Mulyadi
Sebagai mahasiswa tentunya kita masih ingat betul tragedi bakar diri oleh seorang mahasiswa Hukum UBK di depan istana merdeka. Aksi semacam itu menjadi pilihan terakhir bagi seorang Sondang yang juga seorang aktivis dan mahasiswa. Karena berbagai jalan sudah ditempuh dan dilakukan para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya, akan tetapi semua itu hanya ditanggapi dingin oleh pemerintah yang terlihat sombong dan jumawa terhadap rakyatnya. Seakan lupa dari mana kekuasaan itu mereka dapatkan. Pemerintah telah lalai dan juga melupakan rakyatnya.
Pro dan kontra atas aksi yang dilakukan sondang pun tidak dapat dihindarkan. Ada banyak kalangan yang beranggapan bahwa aksi semacam ini patut diberikan acungan jempol kalau perlu sepuluh jempol dan ada juga yang mengatakan aksi demikian itu tidak manusiawi dan cenderung anarkis extrem. Terlepas dari semua anggapan tersebut ada satu kesepahaman yang sama yakni reaksi atas kekecewaan terhadap kinerja pemerintah dalam konteks saat ini pemerintah SBY-Boediono.
Memang harus diakui pada masa pemerintahan kali ini banyak kasus-kasus yang sangat merugikan rakyat dan juga Negara sendiri. Seperti karupsi yang menjangkiti kalangan pejabat, keadilan yang tidak merata, pendidikan yang kurang maju, hingga kekerasan-kekerasan berkedok agama menjadi suguhan sehari-hari bagi masyarakat kita. Akankah pemerintah terus menutup mata dan telinga akan realitas semacam ini?
Melihat realitas yang terjadi ditengah karut marut dinamika perpolitikan bangsa ini Sondang dengan jalannya tersebut bermaksud untuk menggugah mata hati pemerintah yang dianggap gagal menjalankan pemerintahannya. Ia mungkin terinspirasi oleh aksi bakar diri yang dilakukan oleh Mohamed Bouazizi di Tunisia. Bedanya aksi di Tunis berakhir dengan turunnya Presiden Ben Ali, sedangkan aksi sondang kurang begitu mendapat respon dari kalangan mahasiswa sendiri, pada akhirnya terkesan hanya berakhir dengan kesia-siaan saja.
Tentunya bagi kita akan berfikir dua kali untuk melakukan aksi seperti yang telah dilakukan saudara Sondang. Bukan maksud tidak mendukung atas aksi-aksi yang sering dilakukan oleh mahasiswa akan tetapi cara yang diambil dan dipilih sondang dengan membakar diri sendiri menurut penulis kurang tepat dan tidak patut untuk ditiru. Masih banyak cara lain yang lebih elegan, intelek dan mendidik masyarakat tentunya. Misalkan aksi damai, aksi dengan media cetak dan lain sebagainya. Kami pikir itu menjadi lebih intelek dan tidak ada unsur anarkisnya.
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah
Universitas Muhammadiyah Surakarta.



0 komentar:

Posting Komentar