Rabu, 15 Februari 2012

Terkesan Kurang Konsisten

Oleh: Agus Mulyadi

Pada awal pembentukan Forum Rektor Indonesia segenap masyarakat terlihat begitu optimis. Hal ini bukan karena farum tersebut adalah perkumpulannya orang-orang yang secara intelektual mumpuni dan telah diakui. Akan tetapi lebih kepada semangat yang mereka usung tidak lain adalah demi terwujudnya sebuah bangsa yang maju, mandiri, adil dan makmur serta berdaya saing tinggi dalam kancah internasional. Yang dari kesemuanya tadi tidak akan dapat terpenuhi jika sember daya manusianya belum baik. Disinilah mereka bersama-sama berkomitmen dan dituangkan dalam sebuah pernyataan untuk senantiasa mengawal segala kebijakan pemerintah terkait pendidikan dan menekan pemerintah untuk lebih memprioritaskan pendidikan demi memperkuat sumberdaya manusia guna meningkatkan daya saing bangsa.
Namun dalam perjalanannya Forum tempat berkumpulnya kaum intelektual ini terkesan kurang konsisten dan pecah konsentrasinya terhadap perkembangan pendidikan padahal itulah yang seharusnya menjadi focus mereka. Pada kenyataanya mereka lebih memilih jalur politik yang syarat dengan kepentingan. Hal ini terlihat dari beberapa sikap yang ditunjukan oleh forum ini dalam menanggapi isu-isu terkait pemerintah. Seperti misalnya: berbondong-bondong mengkritisi pemerintah yang katanya telah melkukan pembohongan publik, mengawal isu pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi, mengawal sejumlah agenda Pemilu dan lain sebagainya.
Melihat fakta tersebut seakan ada kesan bahwa forum ini kurang terlihat konsistensinya dalam memperjuangkan nasib pendidikan kita saat ini. Mereka malah terlihat begitu khidmat dalam pusaran politik pemerintah. Memang tidak ada yang salah jika dilihat dari kacamata sosiologi karena mereka juga merupakan bagian dari masyrakat yang mempunyai hak untuk bersikap dan bersuara namun apabila melihat posisi dan status yang mereka sandang jelas itu tidak dapat dibiarkan. Karena dipundak merekalah harapan harapan masyarakat akan pendidikan yang lebih baik dan maju di bebankan. Maka dari itu mau tidak mau mereka harus segera mengalihkan konsentrasinya dan fakus kepada semangat dan cita-cita bersama yang mereka tuangkan dalam sebuah pernyataan untuk memajukan pendidikan bangsa kalau tidak mau dicap tidak konsisten.
Cukuplah bagi mereka tenaga dan fikirannya difokuskan kepada perbaikan pendidikan. Tidak perlu ikut hayut terbawa arus politik yang kian hari kian menyengsarakan rakyat terlebih rakyat kecil atau proletar.
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 komentar:

Posting Komentar