Sabtu, 02 Juli 2011

Mengubah Paradigma Senior-Junior

Kampus

02 Juli 2011
DEBAT : Pelonco, Masih Relevankah?
  • Agus Mulyadi : Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam UMS
PERPELONCOAN akrab dikaitkan dengan suatu kegiatan yang keras, anarkis, menindas, dan tidak mendidik. Image itu seakan sulit dilepaskan dari kegiatan orientasi mahasiswa/siswa baru. Padahal, jika dirunut asal muasal tujuan dari kegiatan tersebut, kita akan menemukan sebuah tujuan yang sebenarnya mulia, namun tidak sedikit dalam segi aplikasinya cenderung melenceng atau keluar dari rambu-rambu semestinya.

Orientasi harus tetap ada dan dikembangkan. Namun, substansi dari kegiatan harus benar- benar dikaji ulang dan didalami, kalau perlu melibatkan pihak dosen/guru sebagai pengawas dan pembimbing untuk kegiatan tersebut.
Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi kegiatan orientasi akademik mahasiswa/siswa baru, sehingga seluruh kegiatan dapat dimonitor dan diarahkan oleh guru pendamping tersebut.

Benar memang paradigma senior dan junior masih sangat kental dalam kegiatan orientasi mahasiswa/ siswa baru, sebuah kultur yang terbangun sebagai manifestasi dari sebuah praktik hegemoni. Senior dianggap sebagai seorang yang paling berpengalaman dan harus dihormati serta dipatuhi perintahnya, sedangkan junior menjadi kambing congek yang harus berkata ya, siap, dan laksanakan ketika sang senior memberikan perintah. Hal semacam ini tidaklah pantas jika dibiarkan berkembang di dalam dunia kampus/ sekolah, karena hanya akan memunculkan dan mewariskan budaya pendendam bagi penerusnya kelak.

http://m.suaramerdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar