Jumat, 10 Juni 2011

Petak Umpet Ala Politisi Dalam pusaran korupsi


Oleh: Agus Mulyadi*

Akhir- akhir ini banyak media yang ramai membicarakan beberapa kasus yang menyeret sejumlah politisi. Sejak kasus misteri pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen dan kriminalisasi KPK yang kemudian diikuti sejumlah kasus korupsi dan suap yang meledak bak bom atom menghantam segala lini dan element bangsa. Dari kepolisian terseret seorang Susnoduaji , lembaga hokum diwakili salah satunya yang paling santer diberitakan Cirus Sinaga, Mahkamah Agung pun tak mau ketinggalan dalam hal ini Syarifuddin Umar diduga menerima suap  dalam beberapa kasus yang ditanganinya. Belum selesei kasus yang satu muncul beberapa kasus korupsi dan suap lainya, sebut saja kasus suap yang dilakukan oleh politisi muda Nazarrudin dari fraksi partai democrat yang begitu ramai diperbincangkan.

Hal ini bukan saja karena dia adalah anggota dewan namun lebih dari itu ia juga seorang yang mempunyai jabatan strategis dalam tubuh partai democrat tepatnya sebagai bendahara umum patrtai. Selain itu juga ternyata ia adalah seorang pengusaha kaya raya yang disebut- sebut pernah  menanamkan sahamnya bersama ketrua partai Anas Urbaningrum dan kakaknya Nazarrudin. Hal tersebut disinyalir menjadi alas an yang sangat kuat bagaimana dan kenapa kasus yang sedang menimpa salah satu kader partai democrat ini tidak juga menemui ujungnya. Sontak partai ini bisa dibilang partai yang paling sibuk pada saat ini untuk saling “bekerjasama” bahu membahu tolong menolong sesama kader yang sedang ditimpa kasus tersebut.

Bukannya segera menyelesaikan masalah ternyata pada tanggal 23 mei yang lalu bersama keluarganya telah meninggalkan Indonesia. Dikabarkan bahwa kepergian bendahara umum partai democrat ini tidak lain adalah untuk proses pengobatan atas sakit yang sedang dideritanya. Terlepas dari itu semua tetap kurang etis dikarenakan status dia pada saat itu adalah sedang tersangkut kasus suap sesmenpora dalam pembangunan wisma atlet di palembang. Sebagai seorang pejabat Negara bukanya menyelesaikan maslah yang melilit dengan begitu PEDEnya minta restu kepada dewan fraksi partai yang menaunginya untuk meninggalkan Indonesia. Dan yang mengherankan ternyata dewan fraksi partai democrat memberikan izin kepadanya dengan tidak mempertimbangkan sedikitpun kasus atau masalah yang sedang terjadi.

Hal ini sungguh begitu menyakitkan hati masyarakat, lagi- lagi satu dari pejabat yang terjerat kasus korupsi dan suap lari dengan meninggalkan rasa tanggung jwabnya terhadap bangsa. Tamparan keras seharusnya dirasakan oleh jajaran Pembina dan pimpinan partai democrat karena ia adalah salah satu kader yang besar dari partai tersebut. Namun pada kenyataannya diguibris pun tidak. Nazarrudin tetap belum mau kembali ke Indonesia atau malah sebaliknya tidak akan kembali ke Indonesia sebelum kasus yang menimpanya redup.

KPK kualahan menangani kasus Nazarrudin
Komisi pemberantasan korupsi (KPK) terlihat begitu lembek dan seakan kualahan menghadapi kasus bendum partai berkuasa tersebut. Hal ini terlihat dari upaya- upaya yang dirasa kurang begitu menggigit dan bersifat tegas. Nampak seperti ada tarik ulur antara pejabat berkepentingan dalam kasus ini. Bukan tidak mungkin pasalnya diawal- awal Nazarrudin sempat melontarkan statement yang bernada ancaman terhadap internal partai dan sejumlah pejabat.       

Bukan tidak mungkin juga hal ini yang menyebabkan kasus yang sedang menimpa Nazarrudin ini seolah dibiarkan berlarut- larut hingga rakyat terlena dan kemudian lupa begitu saja, atau banyak kalangan pejabat dan politisi keetar- ketir jikalau sang belut merasa terusik dan tidak nyaman lagi berada di dalam pusaraan kekuasaan akan meledakkan sejumlah kasus lain yang bisa saja melibatkan sejumlah politisi dan pejabat lain.

hanya dengan surat panggilan saja penulis pikir tidak akan bisa meluluhkan seorang Nazarrudin untuk segera mempertanggung jawabkan masalahnya. bisa jadi malah memberikan kesempatan kepada bendum partai demokrat ini bersama kroninya untuk menyusun setrategi jitu dan ciamik melepaskan diri dari jeratan kasus. dasar politisi selamanya tetap busuk dan akal- akalan saja. sengkuni tidak mungkin akan berpolitik dengan cara yang bersih kebalikannya sengkuni selamanya akan tetap licik dan tidak pernah memikirkan nasib rakyat.



0 komentar:

Posting Komentar